Minggu, Maret 06, 2005

Five Against One: The Pearl Jam Story



Teman-teman, Five Against One sejauh ini adalah biografi Pearl Jam yang cukup komprehensif. Ditulis oleh Kim Neely, wartawan senior Rollingstones yang mengikuti perjalanan karir Pearl Jam selama 10 tahun. Seru juga kalau kita omongin ini buku, sebagai jammers pasti punya pendapat lain setelah baca buku ini.

___________

dari akmal:
seperti yg sudah saya ceritakan sebelumnya, blum lama ini saya membeli buku "5 Against 1" yg merupakan semacam biografi tentang Pearl Jam, dari awal karir sampai kira2 album vitalogy... nama "5 Against 1" diambil dari sebaris lirik pada lagu "Animal" di Album Vs... tadinya album ini juga akan dikasi nama "5 Against 1", tapi akhirnya diubah
jadi Vs...

Salah satu bab dalam buku tsb mengungkap masa lalunya Eddie Vedder (nama aslinya adalah Edward Jerome Mueller, Vedder adalah nama keluarga ibunya)... kenapa perlu diceritakan? karena masa lalu si Ed ini rupanya begitu sering "muncul" dalam lirik2 lagu PJ... wajar, karena memang dia lah yg bertanggung jawab menangani lirik dari 90%
lagu PJ...

ternyata memang sedikit sekali yg saya pahami dari hidup si Ed ini (sebelum membaca buku ini)... setelah membaca 5 Against 1, kesimpulan saya adalah : "Ed Ved juga manusia"

betul sekali... akhirnya fanatisme saya langsung berkurang drastis, meskipun sejak awal juga gak fanatik2 amat sih... memang beliau ini cuma manusia biasa, gak lebih dan gak kurang dari orang lain... dia juga punya sisi2 buruk yg gak perlu lah ditiru-tiru oleh orang lain... dia punya sisi2 gelap yg jangan sampe deh kita mencicipinya!

memang selama ini kita liat dia sebagai figur yg care sama isu2 sosial, dan mungkin dlm hal itu kita harus menirunya, bahkan kalo bisa lebih baik dari dia... tapi ada hal2 lain yg mesti kita tolak, bahkan jangan sampe deh menirunya...

apakah saya jadi benci si Ed? gak juga sih... seperti saya bilang tadi, dia cuma manusia... jadi wajar lah punya sisi2 buruk...
namanya juga manusia... sekali2 bikin kesalahan juga kan? yg jelas, kita gak perlu fanatik sama pribadi para personel PJ... kagum sama musiknya itu satu hal, sedangkan fanatik sama pribadi mereka adalah hal yg lain lagi...

so, buat temen2 yg merasa fanatik... mending proporsional aja deh, daripada kecewa berat nantinya...

____________




dari tarlen:
setelah baca 5 against 1, kita emang jadi dapat gambaran vedder pun manusia biasa yang kebeneran jadi vokalis band gede kaya pearl jam. yang menarik di buku itu sebenernya, sepak terjang mereka dalam meniti karir sebagai band besar. gimana cara mereka menyelesaikan konflik dan terutama giman vedder menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupannya yang
memberi warna pada pearl jam. Ga tau ya... saya emang ga suka sama sesuatu yang sempurna. makanya setelah baca 5 against 1, saya justru makin suka sama pearl jam, karena mereka ga sempurna, mereka manusia biasa yang juga punya banyak kesalahan dan sisi gelap. tapi yang perlu di catat, sebenernya bagaiamana mereka kemudian terus menerus berproses untuk menjadapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan dan prinsip yang mereka jalani dalam meniti karir. saya pribadi banyak banget belajar dari mereka. bagaimana mereka bernegosiasi antara idelisme dan realita.. saya pikir point itulah yang kemudian membedakan pj dengan band lain. karena ga semua band yang kemudian jadi besar, bisa tetap enjoy dengan apa yang mereka jalani dan bisa bertahan dengan idealisme yang diyakininya.

____________



akmal lagi:
up memang benar kata mbak tarlen... setelah mbaca buku 5 against 1, saya melihat mereka dari kacamata empati... terus terang saya gak ngeliat mrk sebagai super band atau gimana gitu, tapi justru jadi kasihan juga...

kasihan karena mereka cuma manusia yg terbatas kemampuannya, tapi punya mimpi yg begitu canggih sehingga sangat sulit diwujudkan... di sisi lain, ketenaran membawa mereka pada level tertinggi dimana mrk bisa menjumpai banyak fans yg begitu histeris melihat mereka seolah melihat manusia 1/2 dewa... ini pun jadi penderitaan tersendiri buat mereka (dan terutama, eddie vedder himself!), karena, berbeda dgn sebagian selebritis lainnya, mrk benar-benar sadar bahwa mereka cuma manusia... mereka merasa berjalan di atas sebuah kontradiksi.. di satu sisi mereka ingin menghibur banyak org, di sisi lain mrk tdk bisa menghindar dari pandangan para fans thd mrk yg suka berlebihan...

antara album Ten dan Vs., di buku 5 against 1, jelas terlihat bahwa mereka benar2 menghadapi tekanan semacam itu... tentu aneh rasanya jika ada org yg mengelu-elukan mereka begitu hebatnya sementara mereka sendiri merasa tidak sebegitu hebatnya... jadi sebagai seorang fans PJ, i feel deeply sorry for them... and i hope they can handle it well, or at least, better than before...

__________________




dari awang
fenomena penokohan ini ada dimana aja, nggak cuman di bidang musik, tetapi apa saja, dan dimana aja. dengan
berbagai alasan dan pembenaran kita pasti kita bilang kita akan suka ini dan itu.dan tentunya ada kecenderungan tiap manusia akan melakukan keberpihakan terhadap orang lain.dan itupun tidak dapat disalahkan.artinya kalo sesuatu ada yang cocok, ada kencerungan kita suka. so wajar lelaki naksir perempuan karena dia cantik, baik, perhatian dan ini cocok dianggap sebagai kriteria cewek idaman untuk dinikahi; wajar juga laki laki "menyukai" laki2 lain karena dia sabar, tegas, penuh kasih sayang sesama, suka menolong penuh kedamaian dan ini pun dianggap cocok karena selama ini itulah lelaki sejati.---jangan mikir macem2 ya---

sama halnya dengan pearl jam. dari sekian banyak penggemar pearl jam pastilah banyak alasan2 yang dimiliki penggemarnya. pasti ada saja alsannya: suka karena denger musiknya/ liriknya,suka karena eddie vedder cakep, suka denger solo gitar mccready, suka liat gaya gitarnya stone, suka, handwritingnya eddie, suka matt..suka jeff..dan..blah...blah....artinya tiap orang punya imajinasi sendiri2 dalam pikirannya, apa aja yang dianggap suka.dan itu sah saja, "tanpa ada batasan". karna aku beranggap apa yang kita tangkap ini adalah visual dan audio...jadi masih bersyukur kita bisa merasakan keindahan dari imajinasi kita sndiri2,apa yang kita liat dan kita dengar. yang menurut saya jadi masalah hanyalah penyikapannya. penyikapannya seperti apa yang dianggap prporsional?, saya pikir tiap manusia bisa berfikir dengan keyakinan yang ada:apa yang bisa dan boleh, dan apa saja juga yang tidak boleh.....kita mesti trus belajar dan yakin....

"hail..hail...the lucky ones. I refer to those in love."
jadi kalo kita suka sama seseorang karena kelebihannya dan itu dianggap kebaikannya..itu adalah nilai kewajiban,

tapi kalau kita membenci seseorang karena sedikit keterbatasaanya/kekeurangannya walaupun kelebihannya lebih bermaafaat, sehingga mengalahkan rasa cinta daripada bencinya, itu saya anggap "naif"...sehingga keberpihakan/ kecocokan tidak "harus" berdasar pada agama, suku, bangsa dan gender.

bagi saya PJ bukanlah sekedar musik. saya rasa akan banyak alasan2 yang saya miliki seperti halnya jammers lainnya.walaupun kita tahu PJ sendiri yang terdiri dari kumpulan manusia...bukan setengah dewa..bahkan bukan setengah nabi.....

___________



(aduhhhh gantengnya stoneyyyyyy!!!!!!!!!!!!!!!!)

dari Gede Manggala
Hai semua...saya anggota milis yg agak pasif nih...:)Tapi untuk 5 against 1'nya Kim Neely..saya ikut komentar...sori di depan,ini pasti jadi panjang....pertama tentu saja krn pertanyaan saya "ini cerita ttg pearl jam" atautentang "ed vedder?" Walaupun saya juga suka banget dengan Ed Vedder, tapisebuah buku tentang PJ yang mengulas hidup Ed sedetil-detilnya (dipilih ygjelek2 lagi) tanpa proporsi yang sama untuk Stone, Jeff, Mike dan Matt(serta Dave & Jack) tentu mengurangi bobot buku itu sendiri. Yang kedua, adalah timeline buku ini sendiri adalah sampai pre Yield album;padahal kita tahu semua, Yield adalah sebuah "kebangkitan kembali" dari PJ,thanks to Jack Irons. Saya membaca "5 Against One" ini sekitar tahun 2000(bela-belain order khusus lewat QB), dan mungkin merasakan "kekalutan" yangsama dengan Akmal kemarin (hehehe...) dan memang jujur aja cukup terpukul.Tapi di lain pihak, seperti juga yang disebutkan Akmal dan Tarlen, ada tokenlain yang saya dapatkan dari buku ini (jadi tetap terima kasih juga sih utkKim Neely), karena saya malah bisa menerima PJ apa adanya, seperti yangmemang mereka inginkan, toh mereka juga ingin diterima sbg org biasa(Mengutip kata Ed, "I am not your fucking messiah").

Sebuah relieve besar saya dapatkan setelah seorang teman memberikanoleh-oleh VCD "Single Video Theory" sekitaran 2001 dan saya jadi tahu betapabesar arti album Yield ini buat PJ sebagai sebuah band, yg sejak itu sepertimenemukan lagi spirit mereka , atau seperti kata Jeff Ament di video itu "Ithink we should change our name". Menyaksikan "Single Video Theory" serta dvd2 konser PJ "Touring Band 2000",dan "Live in the Garden" saya akhirnya, dalam retrospective, menyimpulkanbahwa "PJ is PJ, whatever they are", dan Kim Neely is wrong about so manythings (hahaha...). Mendengarkan beberapa bootleg konser tahun 2000 dan2002/3 (termasuk menonton sebuah konser di 2003) membuat saya yakin, bahwaanggota PJ "menikmati" momen mereka sebagai band; itu sudah lebih dari cukupbuat saya, dan tentu saja...heyyy..the music is great!

Kembali ke "5 Against One" sebagai buku untuk dikoleksi lumayanlah (tapimending beli bekas, pinjem atau kopi aja sih...), punya kronologis yanglengkap pada saat awal-awal PJ, pertama tour dengan Red Hot ChilliPepper,dll serta detail yang lengkap utk stori tiap lagu di album Ten.Selain itu buku ini membuat cerita cukup lengkap sekitar PJ vs.Ticketmaster...Yang paling saya kurang sukai dari buku ini adalah krn Kim Neely merupakanwartawan Rollingstones (sekarang mantan?) yang kita tahu majalah ini punyahubungan buruk dengan Ed sejak RS memuat cerita yang menurut Ed di pelintirberat (saya pernah baca bahwa Corduroy, adalah related ttg cerita ini.."takemy hand, not my picture, spill my tincture" katanya ungkapan protes Edterhadap wartawan Rollingstone..bener ga?)Di luar itu Kim sepertinya punya obsesi tersendiri terhadap Ed (ge er?) yangkalau ngebaca cerita dia, seakan-akan Ed suka ama doi...lihat bagaimanadetailnya Kim menceritakan sesi interview mereka...yang di akhir cerita Kimmendapat kiriman bola lampu (diambil dr Space Needle, ini nama stadion?)yang isinya surat dr EV: "Miss Neely, I've currently a vision of your face,and you are smiling...bla bla bla... diakhiri love, Eddie."I mean, why in the world she wrote this thing so details..compare to thefriendship between Jeff Ament and Stone Gossard which only slightlymentioned? Padahal PJ berhutang banyak atas Jeff-Stone friendship...ya kan?

So, my opinion (like many PJ fans agreed) Kim's observation about Ed ishighly biased...mungkin Kim nulisnya antara cinta tapi benci..karena pernahdibikin ge er tapi ternyata dicuekin..(baca juga gimana Kim mendeskripsikanBeth, pacar Ed waktu itu). Terus kenapa juga untuk mencari keterangan ttgEd, dia meluangkan banyak detail dari cerita Shari(pacarnya Dave) yg jelasaja pasti banyak ga enaknya dibanding yg baik2...Kalau baca buku ini mungkinkesimpulan kita bahwa Ed is the evil in the band...banyak org yang di tahun1999-2000 wishfully said "time will tell"...dan sekarang kita lihat sendiribagaimana PJ is getting better and bolder with ages. Again, Kim is wrongabout Ed...big times! (ini opini masih ada faktor fanatik mati ke PJyah...hahaha). Tapi bener lho...di akhir buku Kim menulis "Maybe they would peddlethemselves silly this year, and tour with Ticketmaster, and shower MTV withvideos"...bla bla...

Kita liat semua sekarang (hope Kim SEES too): PJsurvives without MTV...mungkin mereka berdamai dengan Ticketmaster, tapiraksasa pertunjukan ini juga sudah menyerah krn di tiketnya sudah menuliskanlebih detail berapa charge yg diambil ticketmaster utk setiap tiket, sepertiyg dituntut PJ... dan harga tiket PJ hampir 50% dibanding tiket band touryang sama lakunya seperti Dave Matthews Band...dan PJ hampir selalu bayarcurfew penalty tiap malam tour krn main lewat jam yg ditentukan... dari sinikita lihat, mungkin utk periode pre Yield, bukunya Kim Neely lumayanlahterutama bagian terbentuknya PJ...utk update jmn sekarang mungkin versionline kayak posting di fivehorizon.com dan theskyiscrape.com lebihmewakili..

Ok gitu aja..maaf kalau kepanjangan nih...tapi mungkin bisa dilihat betapabesar PJ bagi saya (truly, guys)..dan betapa senang akhirnya saya menemukankomunitas besar di Indonesia dengan true fans seperti Reza, Tarlen, dan yangmengejutkan banyak member yang di tahun 90-an ternyata masih sd..(wow!).Saya mah di jaman itu "lagi jaya2nya" kemana2 pake jeans robek2..bajuflannel..en rambut guondrong...tapi sayang ngga bisa nyanyi en ga bisa mainmusik satupun (keciaaan deh...heheh)...tapi lewat milis ini kita penggemarPJ bisa ngumpul segala umur & dr berbagai lokasi (termasuk yg jauh kayaksaya)...semoga saya bisa gabung pada salah satu gathering...viva la pearljam..!!

Ps. Thx for listening me blabbering this far

____________



dari tarlen lagi
saya sepakat tuh kalo PJ berhutang pada persahabatan jeff-stone (heheheh bukan karena saya lebih ngefans sama stoney dan ament ya...). Bukan cuma di 5 against 1 hal itu ga disinggung, tapi hampir di semua buku yang mengulas tentang PJ (kebeneran saya udah baca 3 buku tentang PJ), selalu dan selalu jika menyangkut jeff-stone hanya sebatas green river, ga pernah sedalam kalo mereka (para penulis itu) mengulas kehidupan eddie. informasi tentang jeff hanya sepotong-sepotong, dan kalo search di google, kayanya site tentang jeff ament paling sedikit diantara anggota yang lain.

Tapi begitulah media. yang jadi sorotan selalu front man, vokalis. padahal semua punya jasa besar. Dan seolah posisi vokalis menentukan seluruh kehidupan band. Kalo saya perhatiin sepak terjang PJ dan bagaiman masing-masing personil berinteraksi dan saling mempengaruhi (dari potongan-potongan informasi yang saya dapet), mastermindnya pj tetaplah stone gossard. ament pernah merasa inferior dihadapan vedder (bayangkan padahal kalo bisa dibilang ament kan 'yang punya' band), mc cready cenderung mengikuti apa yang diputuskan (mengingat sebelum yield dia bermasalah dengan ketergantungan terhadap heroin) dan vedder sendiri punya masalah dengan 'hype' (publikasi yang berlebihan) atas dirinya. sampai sebelum yield, stoney punya posisi yang menentukan. dia menjadi jembatan antar personil yang pada bermasalah itu.

saya ngeliat, kalo media emang sengaja mengekspos masa lalu vedder sedemikian rupa, setelah kurt cobain mati, media butuh ikon lain dan saat itu siapa lagi yang paling cocok, selain vedder. Karena grunge diidentik dengan kegetiran hidup (setidaknya lewat lirik-lirik lagu, penampilan dan kisah hidup para pelakunya), otomatis strategi yang paling tepat bagi media adalah dengan mengangkat sisi vedder yagn paling gelap. ibaratnya buat media kan semakin gelap semakin menjual. itu sebabnya kalo kita ikutin berita-berita disemua media internasional tentang vedder di masa (ten-vs-vitalogy) selalu kisah tentang masa lalu vedder yagn menjadi inspirasi bagi sebagian besar lirik pj.

Setelah vitalogy, vedder dan pj memutuskan untuk menutup diri dari media, setau saya hampir ga ada media yagn membuat ulasan kritis tentang mereka. dalam arti, kenapa mereka kemudian mengambil sikap seperti itu? kenapa album no code minim publiksi? kenapa lirik-liriknya bisa jadi seperti itu? jg musiknya? ga ada yang bikin ulasan mendalam tentang itu. jadi saya kira cerita tentang pj, seolah-olah terpotong sampai masa vitalogy.

Jika Pj ga bikin home video STV (Single Video Theory) saya pikir orang juga ga bakal dapet informasi dari sumber primer mengenai apa yang telah terjadi dan bagaimana perkembangan setelah album no code. buat saya STV jadi semacam pernyataan yang dibuat PJ, untuk menyatakan diri setelah mereka menarik diri dari media dan menyelesaikan persoalan diantara mereka sendiri.

balik lagi ke 5 against 1, kalo kemudian vedder yagn dapet porsi lebih banyak, kaya yang saya bilang tadi, di mata media vedder jauh lebih menjual.. jadi ya kasian vedder.. kehidupan pribadinya kemudian di eksploitasi oleh media...

belakangan dari berita-berita yang saya dapet, ament dan stoney malah masih bisa menikmati kehidupan layaknya orang biasa. bersepeda kemana- mana, jalan-jalan dan nongkrong-nongkrong di cafe (mungkin juga karena ament tinggal di montana, kotanya tidak sebesar seattle dan stoney antara santa monica dan seattle). ya selalu ada konsekuensi dari setiap pencapaian.. tentunya vedder ga akan pernah bisa menjalani kehidupan dia yang dulu.

tapi terlepas dari itu semua, saya kira mereka sekarang terlihat menikmati kehidupan yang mereka pilih. Dan salutnya, mereka justru memilih untuk jauh-jauh meninggalkan kehidupan rockstar yang glamour.

heheheheh sori ya... jadi panjang lebar gini tanggepannya...

______________



dari mas tito
Tidak ada manusia yang sempurna.... saya kagum dengan ed dari segi kepekaan sosialnya, bagaimana dia meramu cerita
dan kehiduapan sosial disekelilingnya menjadi lirik yangkeren dan menyentuh, bagaimana dia menumpahkan emosinya dipanggung, bagaimana kesederhanaannya, sampai ngetop kaya sekarang masih pakai mobil bututnya.

___________



dari mas reza
untuk menambah polemik 5VS1, saya mau bilang I LUV PJ krn:

eddie is so sexy ! :) matanya, rambutnya, kulitnya, bulunya....gak tahan...apalagi suaranya
stone kayak bebek baris !
jeff si kolektor topi
mike yg always happy
boom yg kayak org purba
matt yg bikin bengong kalo udah main drum

Sori gak bisa balas panjang lebar, lagi banyak kerjaan...sok lah sing rame

___________



dari CJ
Nambahin dikit, emang dari awal saya ngga tertarik sama kehidupan PJ. Sama sekali. Saya jauh lebih tertarik sama musik mereka. Mau mereka alim kek, mau teroris kek, apapun, I just love the music. Dan kayaknya inilah bentuk nge-fans yang paling obyektif (hihihihi, egois dikit ah...) mungkin pemikiran ini timbul karena dari awal saya suka mereka dari sound. Jujur aja, waktu pertama denger lagu mereka (Go) saya sampe merinding, semangat banget soalnya! Padahal tampang mereka ngga pernah saya tau. Alhasil saya menggemari sebuah band yang saya ngga tau siapa mereka. Dari sanalah kenapa saya berpendapat seperti di atas. So, just turn on the volume, close your eyes and listen to their music..!! Rasakan sensasinya..!!

untuk poin 10, ed ama mike juga ndut...!!! hihihihihi....

__________________




dari akmal lagi
SPIN ME 'ROUND... ROLL ME OVER... FUCKIN' SIRCUS...STAB IT DOWN... ONE WAY NEEDLE... PULL SO SLOWLY...DAMN!

i really love that song! haha akhir2 ini saya lagi banyak rejeki fellas, jadi saya beliberturut-turut dlm waktu singkat CD rearviewmirror, CD Ten dan CDVs... sayang sekali di rearviewmirror gak ada lagu Blood danIndifference, padahal menurut saya yg dua itu salah satu karyaterbagus mereka... tapi ya itu sih hak mereka lah... hak ciptanyakan punya mereka hehehe...soal 5 against 1 yang dianggap kurang objektif....

1. lalu yg mana yg objektif? apakah dgn menonton sebuah VCD lalu kitalebih objektif? sebenarnya tidak ada yg objektif, karena kita menilaipun sudah pasti subjektif... si Kim Neely juga jelas subjektifdonk... dia kan manusia juga... eddie vedder juga subjektif... semua org juga subjektif lah...

2. paling tidak, biografi ini bisa dianggap lebih objektif karenatidak ditulis oleh para personel PJ sendiri... kalau mereka membuatautobiografi, justru itu yg lebih gak objektif...

3. ok memang benar rolling stones punya hubungan jelek sama pearljam... paling tidak dgn adanya 5 against 1, kita bisa dpt view dariangle para 'musuh PJ'... itu juga kalo asumsi kita benar, yaitu bahwarolling stones memang musuhan sama PJ...

4. melalui tulisan2 saya sebelumnya, saya gak ngajak utk membenci PJya... krn saya pun gak jadi benci... saya cuma ngajak kita semua utkobjektif, bahwa mereka juga manusia... suka mabok, kadang2 marah,kadang2 emosi, kadang2 kelepasan, kadang2 salah omong... wajar kan...dan para personil PJ sendiri lebih suka diperlakukan sbg teman, bukansbg pujaan... jadi supaya mereka gak tambah stres dgn ketenarannya,marilah kita perlakukan mrk sbg seorang manusia... OK?

5. I still think that Dave Abbruzzese is the best drummer ever playedin Pearl Jam... hahahahhahahahahahahha ngotot nih... namanya jugaselera...

------------



dari wisnu
pearl jam memang sebuah gambaran band yang...they know them self..more than we know our self!

susah tuh punya band yang punya kedalaman berpikir dan mengaktualisasikan ke-human being-nya itu. mana ada band jaman sekarang yang nolak untuk jadi rockstar!!!!

tapi pearl jam bisa membuktikan itu...dan sikap kaya gini yang mesti dicerna oleh para fans-nya...

pearl jam juga manusia...memang bener banget. memperlakukan sebuah band secara manusiawi..juga adalah kebenaran yang lain lagi.hehehehe

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Dari Irawan BaLi,

Well guys, senang sekali akhirnya bisa bergabung dengan kominitas yang saya fikir dulu nggak pernah ada... ternyata malah saya jauh ketinggalan informasinya.
Let me say something simple bout this book and Eddy. Meskipun belum baca tentang Buku Five Against One tapi kayaknya udah tau gambaran buku itu dari komn temen2 sekalian. Berbicara masalah Pearl Jam adalam berbicara masalah musik yang merupakan seni. Nah, menurut saya ketika kita menilai sebuah seni objektifitas adalah hal yang paling penting. Kita nggak perduli siapa, seperti apa orang yang membuat dan hal-hal lain dari si pembuat seni itu. So we see art regardless the artist. Meskipun ada teman saya seniman dari amerika yang berkata seperti ini "I don't have organized religion, my religion is art and the Artists are my gods" toh tetep aja yang dia bahas selalu bukan "orangnya" tapi apa yand dibuat sama orang itu sehingga kita bisa menghargai sebuah seni. REgardless of their personal life, sexual behaviour social life dan sbagainya.

Kalo di sini, sama, ada beberapa yang mengelu2kan Eddie karena vokalnya dan stylenya atau justru karena social lifenya meskipun setelah tau sebener2nya jadi sedikit kecewa. So, what I'm trying to say here is that Pearl Jam is already great, no matter what kind of opinion made by press or writer. The music is not influenced by the press.

Lagian kalo saya sendiri sih suka pearl Jam bukan karena personelnya tapi emang karena Musiknya, meskipun curious tentang personelnya toh itu cuman buat informasi dowank. So, for me, Art and the artist is two different things. Let us see them seperatedly. Jadi kembali ke tanggapan awal... Rocker Juga Manusia.. cuman mereka bisa membuat kita menikmat rock dan mewarnai kehidupan kita.

Btw, saya punya kebiasaan 'buruk' tentang Pearl Jam, kalo lagi di rumah sendirian pas pegang komputer ato bahkan di kantor , saya muter mp3 pearl jam dengan satu lagi diputar berulang2 sampai berjam jam. Dan lagu2 yang kadang saya putar berulang2 diantaranya : Wishlist, I got ID, Light Years dan Black. Whipping, WMA or Do the Evolution kalo pengen yang keras2. Dan bukan berarti yang laen kaga suka. Itu cuman sekedar cerita apa yang saya lakukan dengan fanatisme saya terhadap musik pj. I don't care bot Eddie's lifestyle or sexual behaviour, All I care about is the music. We buy the art not the artist.

Nice to have this community guys! Thanks.Any comment are welcome!

(evenflow_er@yahoo.com)